Assalamualaikum..
Akhir-akhir ini kita sering dibuat bingung oleh
postingan-postingan menghujat dan negative tentang capres dan cawapres kita,
bahkan mungkin bagi sebagian orang saya termasuk salah satu yang menyumbang
kebingungan tersebut. Yak, ini tentang nomer satu dan nomer dua. Tentang yang
dianggap mewah dan yang mengaku sederhana. tentang koalisi merah putih dan
koalisi baru. Tentang PRABOWO – HATTA dan JOKOWI – JUSUF KALLA.
Ini semua tentang pilpres 2014 yang akan dilaksanakan pada
tanggal 9 Juli 2014 nanti. Mungkin banyak sekali orang yang sudah menentukan
pilihannya. Tapi tidak sedikit juga orang yang masih bingung “harus pilih
siapa”. Nah disini, aku mau mencoba mengingatkan, untuk memilih calon pemimpin
kita selama 5 tahun ke depan, jangan sampai kita asal pilih. Tilik dulu bibit
bebet dan bobotnya. Cari tahu dulu fakta-fakta tentang mereka. Pahami dulu visi
dan misi yang mereka bawa untuk memajukan Negara kita. Telusuri juga perjalanan
mereka sampai akhirnya mereka mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin kita.
Jaman sekarang cari informasi itu gampang. Yang susah adalah mencari informasi
yang benar-benar akurat dan tidak memihak, alias NETRAL. OBJEKTIF. TIDAK
SUBJEKTIF. Kenapa aku bilang susah,
karena sekarang banyak sekali pihak-pihak yang menyalahgunakan kebebasan
berpendapat untuk membuat opini-opini negative yang akhirnya dipercaya sebagai
suatu fakta. Semua orang jadi lebih subjektif sekarang. Susah membedakan yang
fakta dengan yang rekayasa. Bahkan media pemberitaan pun sekarang juga sudah memihak.
Mereka memihak kepada orang yang berkepentingan, tentunya yang punya kuasa dan
uang. Aku tidak perlu menunjuk media mana yang sudah di setting, tapi pasti
ini sudah jadi rahasia umum.
Aku sudah menentukan pilihan aku untuk 9 Juli nanti, tapi
ini bukan berarti aku seorang pendukung fanatic dari mereka. Banyak hal yang
membuat aku memilih Beliau-Beliau tersebut untuk menjadi calon kepercayaan
aku, calon yang aku yakini akan membawa Indonesia menjadi lebih baik. Bahkan
kalau boleh jujur, mungkin hanya pilihan aku yang berbeda di lingkungan aku. Tapi aku sih jalan terus, GO AHEAD. Karena aku yakin akan
pilihan ku, dan aku selalu yakin akan apa yang aku yakini.
Aku selalu melihat segala sesuatunya dari dua sisi. Aku pun
selalu menilai segala hal secara objektif. Aku ga mau sekedar “ikut-ikutan”
dan termakan omongan orang. Bahkan karena sikap aku ini, aku pernah dibilang
sok suci dan sok netral oleh salah satu sahabat aku, hahaha. Tapi memang gitu
lah aku. Sebelum aku yakin atas sesuatu, aku akan mencari tahu, menggali, mengorek,
dan mengkepo-in hal-hal yang berkaitan dengannya. Bukan hanya hal-hal yang
baiknya aja, tapi juga hal-hal negative tentangnya.
Back to the topic. Now, what I concern here is about people’s
judgments about uncertain issue. Isu yang belum jelas kebenarannya. (atau
bahkan sebenarnya itu fakta?) Isu yang mereka tahu hanya dari
postingan-postingan orang-orang yang bahkan tidak mereka kenal. Dan mereka
termakan isu tersebut! How fool are you, people?! Open your mind please!!
Jangan karena sosok A terkenal sering masuk tv lalu kalian jadi membenci sosok
B. Jangan juga karena sosok B terlihat keren lalu kalian membenci sosok A. Jangan hanya karena kalian termakan isu lalu kalian menjelek-jelekkan pihak
lawan tanpa kalian tahu kebenaran sesungguhnya. Kalian tahu dari mana kalau itu
fakta? Kalian juga tahu darimana kalau itu bohong?
Tolong atuh lah kalau ada berita
itu dicerna secara logis, jadilah pribadi yang objektif, dan pelajari baik-baik
dengan bagian terpintar dari otak kalian. Jangan malah jadi toa yang cuma
membesarkan suara tanpa peduli siapa yang berbicara. Yang aku maksud dari
isu-isu tersebut ya isu seputar capres dan cawapres kita sekarang ini. Aku coba jabarin satu-satu ya.
1.
Isu
tentang pencitraan kesederhanaan dan blusukan.
2.
Isu
tentang pelanggaran ham tahun 1998.
3.
Isu
tentang pemalsuan asal-usul dan riwayat hidup.
4.
Isu
tentang korupsi transjakarta.
5.
Isu
tentang terbengkalainya esemka dan mrt.
6.
Isu
tentang hutang.
7.
Isu
tentang bagi-bagi posisi.
8.
Isu
tentang koalisi bersih.
9.
Isu
capres boneka.
10. Isu capres otoriter.
11. Isu tentang rekening rakyat
12. Isu tentang pihak yang awalnya
mencibir mentah-mentah namun sekarang jadi bagian dari pihak yang ia cibir.
13. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Guys, tolong lihat semua isu diatas dengan kepala dingin,
dengan netral, dengan objektif. Cerna baik-baik apakah kesederhanaan itu
benar-benar sifat beliau atau hanya pencitraan semata agar menarik simpati
rakyat? Apakah blusukan itu benar-benar efektif menyelesaikan masalah atau
bahkan menambah anggaran pengeluaran Negara? Apakah pelanggaran ham tahun 1998
itu benar-benar diotaki oleh beliau atau justru beliau yang dikorbankan oleh
atasan dan dalangnya? Apakah korupsi transjakarta benar-benar diotaki oleh
beliau atau bukan? Apakah esemka dan mrt benar-benar dalam proses atau
sebenarnya terbengkalai dan apa alasannya? Apakah hutang-hutang beliau itu
benar adanya dan apa penyebabnya ataukah itu semua hanya bohong? Apakah
bagi-bagi posisi itu benar adanya, atau justru pihak yang mengakui koalisinya
bersih sebenarnya melakukan hal serupa? Apakah capres itu benar-benar menjadi
boneka salah satu pihak? Apakah capres itu akan betindak otoriter? Apakah uang
hasil rekening rakyat benar-benar dipergunakan dengan semestinya? Dan apa
sebenarnya yang terjadi dan mendasari pemikiran orang-orang yang tadinya
mencibir lalu sekarang mendukung dan orang-orang yang tadinya mendukung lalu
sekarang mencibir???? Apa alasan dibalik orang-orang yang tadinya dianggap
sebagai korban kejahatan namun justru mendukung? Dan siapa sebenarnya yang lebih tepat menjadi pemimpin kita?
Aku yakin semua pihak memiliki kepentingan. Calon presiden
memiliki kepentingan. Pihak yang mendukung pun memiliki kepentingan. Bahkan kita yang cuma berperan sebagai
pemilih juga mempunyai kepentingan bukan? Kepentingan kita sebagai rakyat dan
pemilih adalah agar pemimpin kita mendatang dapat membawa manfaat yang besar
bagi Negara, rakyatnya, dan diri kita sendiri. Kepentingan kita adalah kita
ingin hidup yang lebih baik dari segala sector yang meliputi. Jadi untuk
mewujudkan kepentingan itu, aku sangat berharaaaaap sekali kita sebagai rakyat, sebagai
pemilih yang cerdas dan berwawasan, harus bisa memilah dan memilih dengan logika,
dan hati. Kalaupun pilihan kita ternyata tidak berhasil maju sebagai presiden,
ya tidak apa-apa. Syukur-syukur kalau pilihan kita ternyata yang diamanahkan
untuk menjabat selama 5 tahun ke depan. Yang paling penting disini adalah cari
tahu lebih dalam, jauh lebih dalam lagi tentang calon-calon kita itu.
Kalau pilihan kita tidak terpilih, berbesar hati lah, terima
dan hormati pihak yang terpilih tanpa mencela mereka. Kalau pilihan kita
terpilih, dukung semaksimal mungkin, tapi jangan sampai kita merendahkan pihak
yang tidak terpilih. Dan kalau ternyata kinerja pihak yang terpilih
mengecawakan, entah pihak nomor 1 ataupun nomor 2 nantinya, jangan nyinyir! Inget, kita yang pilih mereka untuk maju. Baik buruknya ya menjadi
resiko yang kita tanggung. Dan pihak tersebut pun harus bertanggungjawab
tentunya dengan apa yang diperbuat. Kerja presiden dan orang-orang disana itu
berat loh. Kita harus hargai kerja mereka. Toh baik buruknya yang mereka
kerjakan suatu saat juga akan berdampak ke diri mereka sendiri. Yah, walaupun
itu juga akan berdampak pada Negara kita. Oleh karenanya, pintar-pintar lah
dalam memilih. Gunakan akal sehat kita pada 9 Juli mendatang.
Wassalamualaikum..