Wednesday, January 6, 2016

Work as a Call Center Agent. Sad or Glad?

Assalamualaikum..


Ternyata udah lama juga ya ga buka blog. Terakhir buka bulan Oktober, dan sekarang baru sempet buka lagi. Selain karena kangen nulis, aku juga mau share tentang pekerjaan aku sekarang. Walaupun ga ada yang baca juga sebenernya, hahaha..

Jadi ppertengahan November kemarin aku diterima kerja di salah satu perusahaan Malaysia cabang Indonesia yang bergerak di bidang aplikasi mobile khusus pemesanan online layanan transportasi. You know lah pasti nama perusahaannya apa, karena emang dua tahun belakang aplikasi pemesana transport online lagi in banget. Customernya aja sekarang udah ribuan, bukan hanya di Jakarta aja, tapi juga di Padang, Surabaya, Bandung, juga Bali. Dan peran aku disini adalah sebagai penampung curhatan-curhatan customer dan driver. Yap, I am a Call Center Agents. Kalau disini sebutannya Customer Experience Associates, tapi kerjanya sih ya sama aja.

Sebagai CE agents yang sama sekali belum punya pengalaman kerja handle complainan via telepon, sebenernya pada awalnya aku agak sedikit keteteran. Kalau soal handling komplain sih udah biasa sebenernya, karena sebelumnya aku bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi sebagai CSR. Tapi ternyata CSR sama CE agents itu beda banget. Dari work hournya aja udah beda, dulu jadii CSR kerjanya monday - saturday/sunday dengan sistem 6-1 dari jam 8-16:30, sedangkan CE sistemnya 24hours shifting 5-2 dengan jam yang ga menentu tergantung shiftnya. Libur CSR di weekend, public holiday pun libur, sedaangkan Ce liburnya mostly in weekday and no publlic holiday. Product knowledge nya banyak banget dan harus updates tiap hari. Yang komplain bukan hanya customer tapi driver pun banyak yang komen.Dan yang terakhir, it is more stressful tham what i thought before T.T.

Sampai hari ini kurang lebih udah dua bulanan aku kerja jadi CE. Ada senangnya, tapi banyak nyeseknya. Hahahha. To be honest, I dont like being forced to do something while others dont do. Selama dua bulan aku kerja, satu bulan kemarin aku cuma dapat libur satu hari,dqn bulan ini pun aku cuma dapat libur 1 hari tiap minggu nya. WHY WHY WHY? 

Semua karena Zendesk.. semuaaa karena Zendeeeeesk....tak mampu dirikuu dapat berdiri tegaar, terima kasih Zendeeeeesk~ #alajoytobing #mabok #pingsan

Kalau bukan karena email Zendesk yang membludak gila-gilaan,aku bisa santai libur dua hari,istirahat dari lelahnya ngadepin masalah orang tiap hari. Fyi, zendesk email reg.Indonesia reach 3.2K! WHAT THE @£€^°{}'%-! #roundaplause 

Kenapa sih orang Indonesia hobi banget komplen? Juga isi komplen nya itu loh, kadang suka berlebihan banget. I know people are different, tapi kalau masalah uang seribu dua ribu aja dipermasalahkan kan lucu juga. Lucu ga sih? Handphone nya gambar apel yang harganya juta jutaan, kalau dibanding sama uang kembalian seribu dua ribu rupiah kayaknya kok ya ngga mumpuni banget. You spent 7 million rupiahs for a handphone and 50k rupiahs for a cup of coffee, but you ask for a thousand rupiahs from an old poor tired bikers who works for his family? Ooh c'mon, even your parking fee is more expensive than your change money. What a shame. Selain itu masih banyak lagi casecase lucu yang customer kirim ke kami. Dan itu semua harus dibalas satu persatu. #longsigh . Bukannya mengeluh, tapi aku rasa sampai kapan pun email ga akan pernah habis. Jadi sebenernya forcing worker to have overtime in their day off is not a solution. Selama apapun kita semua lembur, besok atau minggu depannya jumlah email itu akan naik lagi. Bener ga sih?

Aku bersyukur banget sebenernya bisa bekerja disini, but it's really tiring i think. Selain dari overtime yang aku jelaskan tadi, banyak hal lain yang emang bikin kerasa capek. Jumlah voice agents yang ga sebanding sama jumlah calling per day, ditambah kita juga harus balesin email zendesk pula yang padahal sudah ada non voice agents yang memang tugasnya khusus untuk balesin email, juga jumlah email yang ga sebanding sama non voice agents, ditambah sistem yang sering error. Aaah jadi pengen nikah aja kalo kaya gini......... #loh?! hahahhaa..

Friday, October 23, 2015

DO'A

Tak perlu berteriak sekuat tenaga untuk meminta sesuatu pada Tuhan, karna seyogyanya doa yang sesungguhnya itu memang seharusnya tidak diucapkan dengan lantang.
Cukup hanya kau dan Tuhan mu yang tau.
Tidak kah kau ingat bahwa Tuhan mu maha mendengar?

Thursday, October 15, 2015

BALADA SETRIKA, KERTAS, DAN KARPET

Assalamualaikum...




Ada yang tau sedekat apa hubungan setrika, kertas, dan karpet?

Ternyata mereka Deket banget! Saking deketnya sampai ngalahin amplop dan perangko. Tau dong peribahasa, lengket kayak perangko. Nah! Ini tuh lebih dari itu. Pernah bayangin setrikaan kalo lagi panas bisa mendekatkan kertas dan karpet jd pasangan yang tak terpisahkan? errr ralat ya, bukan mendekatkan tapi menyatukan mungkin lebih tepatnya. Aku sih sebelumnya ga pernah bayangin, sampai kejadian hari rabu siang jam 3 sore itu terjadi!

Jeng jeng!!

. . . . .


Alkisah pada suatu sore di hari tahun baru hijriah yang cerah ceria, seorang perempuan, sebut saja Cica yang cantik, sedang menyetrika tumpukan jemuran yang sudah kering. Tidak seperti hari-hari biasanya, pada hari itu Cica terpaksa menyetrika di ruang tamu karena kebetulan kamar yang biasa digunakan untuk menyetrika sedang diperbaiki. Sambil duduk diatas karpet, dilapisi busa dan selimut rumah sakit belang-belang, Cica mulai menyetrika pakaian. Satu baju, dua baju, hingga delapan baju sudah ia setrika dengan rapi, hingga pada saat baju ke sembilan, ia mulai merasa ada yang aneh dengan setrika yang ia gunakan.

"Ini setrikaan nya kok lengket ya? padahal dari tadi lancar-lancar aja."

Cica menggumam dalam hati sambil membolak balik setrikaan, mengecek apakah ada yang menempel atau tidak. Setelah di cek ternyata ada serat-serat seperti kapas berwarna merah yang menempel di dasar setrika.
Cica yang kebingungan langsung bertanya pada Ibu yang saat itu sedang duduk di kursi ruang tamu.

"Bu, lihat deh, masa setrikaannya nempel merah-merah gitu. Ini apa ya bu, maksudnya nempel dari mana gitu. Perasaan baju aku selama ini ga nempel kalau di setrika."

"Tadi kamu abis nyetrika baju yang ada sablon nya kali, makanya nempel."

"Enggak kok bu, dari tadi ga ada baju yang ada sablonannya. Lagian ini yang nempel warna merah, sedangkan baju warna merah yang aku setrika baru yang ini aja."

"Iya ya, terus kenapa dong? Apa kena karpet kali tuh!"

"Hah karpet, engga kok bu. Aku taruh setrikaannya kan di lantai bukan di karpet." ujar Cica sembari menaruh setrika di lantai.

Cica yang panik karena takut dimarahi ibunya pun langsung mengecek bagian karpet yang tepat berada di samping setrika. Benar saja perkiraan ibu. Tepat di tepian karpet, di sebelah busa setrikaan, terlihat alur garis panjang yang terasa keras dan kasar, seperti habis terbakar sesuatu yang panas. Sangat kontras dengan tekstur asli karpet yang berbulu empuk dan fluffy. Cica yang merasa bersalah langsung memberitahukan ibunya mengenai hal itu.

"Hehehe, Bu, ternyata emang kayaknya kena karpet deh. Ini ada yang keras gitu kayak habis kebakar."

"Ya kan, tebakan ibu bener, yaudah taruh setrika nya jangan dekat-dekat karpet. Agak jauhan aja. Disitu tuh." ujar Ibu sambil menunjuk ke lantai yang agak jauh dari karpet.

Cica menuruti arahan ibunya dan langsung menaruh setrikaannya di lantai. Kemudian sambil menaruh baju yang sudah dilipat rapi, Cica berpikir bagaimana caranya agar serat kain yang menempel di setrikaan itu hilang.

"AHA!! AKU INGET!!" Cica yang teringat sesuatu tiba tiba berteriak hingga membuat ibunya kaget.

"Astagfirlohalazim, Cica! Ngagetin ibu aja teriak-teriak gitu! Udah kaya sinetron lagi aha-aha'an segala."

"Haahaha, maaf bu, kaget yah? hehe.. Bu, aku tau cara supaya setrikaannya ga nempel lagi!"

"Emang gimana caranya?" Ibu yang penasaran langsung mendekati Cica.

"Begini nih bu caranya.." Cica mengambil selembar kertas dari atas meja, kemudian menaruhnya diatas karpet.
"Aku liat di facebook nih bu, waktu itu ada yang share tips-tips rumah tangga gitu. Katanya kalau setrikaan kita kotor atau ketempelan sesuatu, cara buat bersihinnya pakai daun pisang, atau garam, atau engga pake kertas. Setrikaannya ditempel-tempelin aja kayak gini, sambil agak ditekan dikiit hehehe..." ujar Cica sambil menekan-nekan setrika panas itu ke atas kertas yang ditaruh diatas karpet.
Ibu yang memang penasaran memperhatikan dengan seksama. Kemudian setelah beberapa menit, Cica menunjukan hasilnya kepada ibu.

"Tuuuh kan bu, lihat deh, hilang semua kaan. Yang kotor-kotor sama yang nempel di setrikaan nya hilang semua, pindah ke kertas tuh kotorannya." dengan sombong dan pede nya Cica menunjukkan setrika yang sudah bersih itu pada ibu.

"Eh iya jadi bersih ya setrikaannya. Ya sudah besok-besok ibu juga praktekkin deh tips nya." ujar ibu sambil mengangguk-anggukkan kepala karena puas melihat hasilnya.

"Iya kaan, hehehe. Siapa dulu yang kasih tau, Cica gitu loh.. Nah sekarang tinggal di buang deh kertas nya." Cica yang juga merasa puas dan besar kepala karena tips yang ia praktekkan berhasil segera menaruh setrikaan ke lantai dan mengambil kertas yang dijadikan alas tadi untuk dibuang. Namun apa yang terjadi pada kertas itu ternyata justru lebih buruk dari setrikaannya sendiri.

"Yah, bu, kok ini kertasnya susah banget diambilnya! Haduuuhhh kertasnya nempel bu ke karpet! Gimana nih bu, ga bisa lepas lagi!"

Cica panik dan langsung menarik-narik kertas tersebut hingga robek. Namun hanya sebagian kertas saja yang bisa lepas karena robek, sebagian yang lain menempel sangat keras pada karpet. Bahkan saking rekat nya, jika dilihat kertas dan karpet itu seperti sudah jadi satu, dan jika dipegang terasa keras, kaku seperti lem alteco yang sudah mengering.
Cica yang merasa bersalah segera mengambil tindakan. Ia menyemprotkan pelembut pakaian ke kertas yang menempel di karpet, dan langsung menggosok-gosokkan jarinya diatasnya agar kertas tersebut lepas dari karpet. Sebagian kertas yang menempel memang bisa hancur, namun tetap karpet tersebut tidak bisa kembali seperti semula. Teksturnya tetap keras, kaku, dan membentuk cap segitiga putih seperti bentuk setrika itu.
Cica merasa takut. Takut kalau-kalau ibunya akan marah karena karpet nya dirusak. Namun, diluar dugaan, alih-alih memarahi anaknya, Ibu justru tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu.

"HAHAHAHAHA. . . Cica. . . Cica. . . Kamu tuh ada- ada aja. Makanya kalau mau praktekkin tips atau apa aja dari internet tuh dibaca dulu yang bener. Diliat juga kondisinya sama atau engga. Jangan maen praktek-praktek aja. Tuh liat karpetnya jadi ada cap nya. Hahaha.."

"Iya bu, aduuh gimana dong bu, karpetnya bisa dibenerin enggak ya?"

"Yaudah biarin aja ga papa variasi, lagian nanti mau di laundry juga karpetnya, kali aja bisa bener lagi."

Mendengar ibu yang tidak marah bahkan justru tertawa, Cica merasa lega. Ia yang awalnya merasa takut, malah kemudian ikut menertawakan dirinya sendiri. Ia kemudian berpikir, tips itu mungkin saja memang ampuh, namun tergantung dari bagaimana orang tersebut mempraktekkanya.

Pada kejadian ini, kesalahan Cica adalah karena ia sedikit ceroboh menaruh kertasnya diatas karpet. Mungkin jika ia menaruh kertas itu di lantai, karpet tersebut tidak akan rusak. Atau mungkin jika ia tidak menyetrika diatas karpet, setrika yang ia gunakkan mungkin tidak akan kotor, sehingga ia tidak perlu menempelkan setrikaan tersebut keatas kertas yang berakibat karpetnya menjadi rusak. ^^


. . . . .


Nah, dari cerita itu, bisa disimpulkan kalau kertas, karpet, dan setrika itu lengket banget kayak perangko. Sebenernya sih kalau mereka berjauhan ga ada masalahnya. Masalahnya itu kalau mereka udah deket-deket, apalagi kalau si setrikaan itu lagi panas. Udah kaya penganten baru, ga mau lepas!,-.-"

Dan juga ada beberapa hal sih yang bisa dijadikan pelajaran.
  1. Jangan sampai setrikaan dalam keadaan panas nyentuh karpet, karena nanti bisa kebakar. Jangankan karpet, kena kulit aja melepuh,ye kan.
  2. Kalau mau bersihin setrikaan pake kertas, pastiin kalau kertasnya itu ditaruh di lantai. Jangan ditaruh diatas benda yang terbuat dari kain, karena bisa terbakar.
  3. Nah ini sih sebenernya inti dari semuanya. Jangan nyetrika diatas karpet! Walaupun udah dilapisin pake busa atau papan atau kain atau apaan, Pokoknya jangan. Jangan aja. Mending nyetrika nya di meja setrikaan langsung atau kalo nggak ada ya minimal di lantai lah. Kalau mau pake karpet, karpetnya buat alas duduk aja. Ok.